Wednesday 23 March 2011

Tokoh Anarkis: Mikhail Bakunin

Mikhail Bakunin

Gerakan anarkis mempunyai banyak figur-figur yang menjadi terkenal karena tindakan-tindakan, ide-ide dan tulisan-tulisan mereka. Mungkin figur anarkis yang paling terkenal adalah Mikhail Bakunin.

Kaum anarkis tidak memiliki pemimpin-pemimpin agung maupun nabi-nabi. Bagi kami, tidak seorang pun yang luput dari kesalahan dan tidak ada seorang pun yang tidak boleh dikritisi. Bagi kami, orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah antara (a) bukan manusia, atau (b) tidak pernah melakukan apapun. Tetapi kami selalu siap mencontoh inspirasi yang dihasilkan dari tindakan-tindakan dan ide-ide tanpa terperangkap ke dalam lubang pemujaan.

Langkah pertama menuju kebebasan
Lahir pada tahun 1814 di Rusia, Bakunin dengan cepat menumbuhkan rasa kebencian kepada ketidakadilan. Di umur 21, setelah beberapa tahun mengabdi kepada negara sebagai seorang tentara, Bakunin mengundurkan diri dari kemiliteran dan mulai bergaul di dalam kelompok-kelompok demokratis.
Sembilan tahun kemudian, Bakunin bertemu dengan orang-orang radikal seperti Proudhon dan Marx di Paris. Pada saat itu, Bakunin sudah mulai memformulasikan teori tentang kebebasan yang diraih oleh pergerakan kebangkitan rakyat, yang berhubungan dengan revolusi sebuah bangsa.
Kampanye-kampanye Bakunin tentang demokrasi dan anti-kolonialisme membuat dia dimusuhi oleh kalangan monarki Eropa.
Pada tahun 1848, Bakunin diusir dari Prancis karena memberikan pidato dukungan untuk kemerdekaan Polandia. Gairah Bakunin untuk kebebasan dan persamaan, juga kritik kerasnya atas hak-hak istimewa dan ketidakadilan membuat dia menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di kalangan radikal pada jaman itu.
Pada tahun berikutnya, Bakunin pergi ke Dresden, tempat di mana dia memainkan peran penting dalam peristiwa kebangkitan Mei. Keterlibatannya ini membuat dia ditangkap dan diganjar dengan hukuman mati. Monarki Austria juga menginginkan kepala Bakunin, sehingga dia diekstradisi dan kembali diberikan hukuman mati. Tapi sebelum Bakunin sempat digantung, Rusia meminta agar dia diekstradisi. Setelah itu, Bakunin menghabiskan 6 tahun hidupnya di dalam penjara, tanpa proses pengadilan, di dalam benteng Peter and Paul. Setelah Bakunin bebas dari penjara, ia kemudian diasingkan di Siberia.
Kabur Dari Siberia
Pada tahun 1861, Bakunin secara dramatis berhasil kabur dari Siberia dan kembali Eropa dengan menempuh jalur Jepang, terusan Panama dan San Francisco. Tiga tahun berikutnya, Bakunin memfokuskan perjuangannya untuk kemerdekaan Polandia. Lalu Bakunin mulai memikirkan kembali pemikiran-pemikirannya. Apakah sebuah negara yang merdeka benar-benar bisa menjamin kebebasan bagi para kaum pekerjanya? Pemikiran inilah yang mengubah Bakunin dari seorang nasionalis menjadi seorang anarkis.
Pada tahun 1868, Bakunin bergabung dengan International Working Men’s Association, singkatnya dikenal sebagai First International, sebuah federasi para radikal dan serikat-serikat buruh di negara-negara Eropa. Dengan cepat, pemikiran-pemikiran anarkis Bakunin berkembang dan dia menjadi salah satu figur pemikir yang terkenal di kalangan anarkis. Walaupun Bakunin menyetujui sebagian besar teori-teori ekonomi dari Marx, dia menolak pemikiran-pemikiran politik yang otoriter dari Marx, dan oleh karena itu di dalam International terjadi perpecahan antara kubu anarkis dan Marxis.
Marx berpendapat bahwa masyarakat sosialis bisa diwujudkan dengan mengambil alih negara, sedangkan Bakunin berpendapat bahwa negara harus dihilangkan dan sebagai penggantinya akan diciptakan sebuah masyarakat baru yang berdasarkan federasi-federasi dan kaum pekerja yang bebas. Ide Bakunin kemudian menjadi patokan kebijakan para anggota International di Italia dan Spanyol, dan juga berhasil menjadi populer di Swiss, Belgia dan Prancis. Setelah gagal mengalahkan argumen-argumen dari anarkisme, para pengikut Marx lalu melakukan kampanye hitam terhadap Bakunin.
Lahirnya Sebuah Gerakan
Sebuah komite dibuat untuk menyelidiki kebenaran kampanye hitam terhadap Bakunin dan, berdasarkan keputusan mayoritas, Bakunin diputuskan bersalah dan diharuskan keluar dari International. Utusan dari Swiss meminta agar diadakan kongres lebih jauh dan akhirnya berhasil membuktikan bahwa segala tuduhan kepada Bakunin ternyata palsu. Sebuah konferensi lainnya juga membela Bakunin dan malahan mengadopsi konsep anarkis yang menolak segala otoritas yang hanya dimiliki dan dijalankan segelintir minoritas.
Setelah kalah, Marx dan para pengikutnya memindahkan majelis umum International ke New York, di mana gerakan itu semakin lama semakin memudar. Pemikiran-pemikiran yang dikembangkan Bakunin dalam dekade terakhir hidupnya terus berkembang dan menjadi dasar bagi gerakan-gerakan anarkis modern. Setelah berjuang terus sepanjang hidupnya, Bakunin meninggal dunia di Swiss pada tanggal 1 Juli 1876.
Warisan Bakunin sangatlah besar. Walaupun dia telah menulis banyak manifesto, artikel dan buku, dia tidak pernah berhasil membuat sebuah karya tunggal yang besar karena perjuangannya.
Sebagian besar hidupnya dia habiskan sebagai aktivis. Sering Bakunin berhenti menulis untuk beberapa lama untuk berperan langsung dalam sebuah aksi pergerakan, pemogokan dan pemberontakan. Apa yang menjadi warisan abadi dari dia adalah butiran-butiran pemikirannya yang tersebar dalam banyak fragmen. Tulisan-tulisan dia selalu menjadi acuan yang relevan sampai kapanpun juga.
Bahaya Kediktatoran
Bakunin memahami bahwa pemikiran-pemikiran dan kaum intelektual mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sebuah revolusi, yaitu untuk mendidik dan mengartikulasikan kepada orang-orang mengenai kebutuhan dan keinginan mereka. Tapi pada saat yang bersamaan, Bakunin juga mengeluarkan sebuah peringatan. Bakunin memperingatkan para intelektual untuk tidak tergoda mengambil alih kekuasaan dan menciptakan kediktatoran proletariat. Pemikiran bahwa sekelompok kecil orang, sebagus apapun niat mereka, bisa melakukan kudeta demi kepentingan mayoritas orang adalah penghinaan terhadap akal sehat. Jauh sebelum Revolusi Rusia terjadi, Bakunin telah memperingatkan kemungkinan munculnya kelas intelektual dan semi-intelektual baru yang mempunyai keinginan untuk menggantikan peran para tuan tanah dan kaum kapitalis dan pada akhirnya menghalangi rakyat dari kebebasan.
Pada tahun 1873, Bakunin berhasil meramalkan dengan akurasi tinggi bahwa;
“kediktatoran proletariat Marxis akan memusatkan kekuasaan pemerintah di tangan yang kuat dan membagi masyarakat dalam dua golongan besar – industri dan agrikultur – yang akan berada di bawah perintah langsung aparatur-aparatur negara yang terdiri dari kelas intelektual dan politik yang memiliki hak istimewa,”
Bakunin memahami bahwa esensi sebuah pemerintahan adalah tirani minoritas. Dengan itu, “kekuatan politik” yang berarti konsentrasi otoritas pada segelintir elit harus dimusnahkan. Bakunin berpendapat harus ada sebuah “revolusi sosial” yang akan mengubah hubungan di dalam masyarakat dan menempatkan otoritas di tangan rakyat melalui federasi-federasi dan organisasi-organisasi milik mereka sendiri.
“Penghapusan kekuatan politik, baik secara prinsip dan praktis, harus dimusnahkan sepenuhnya, karena selama kekuatan politik ada, akan selalu ada penguasa dan yang dikuasai, majikan dan budak, para pengeksploitasi dan yang dieksploitasi,”
Sekarang, siapa yang akan berani berkata bahwa Bakunin dulu salah?
Joe King
Terjemahan langsung dari artikel di: http://struggle.ws/ws/bak47.html

No comments:

Post a Comment