Wednesday 23 March 2011

Apa Itu Anarkisme?

Apa Itu Anarkisme?
Kaum anarkis sering digambarkan di berbagai media sebagai kelompok anti-globalisasi. Kami sering juga digambarkan sebagai kumpulan penjahat kejam. Hampir tidak pernah ada penjelasan sedikitpun mengenai ide-ide anarkisme. Bacalah terus artikel ini untuk memahami apa arti anarkisme sebenarnya.
Kaum anarkis percaya akan sebuah revolusi yang dilakukan oleh kaum pekerja. Revolusi ini akan menggulingkan para pemilik modal dan pemerintahan dan pada akhirnya mewujudkan sebuah masyarakat yang dijalankan dan dikendalikan oleh orang-orang yang turun langsung mengolah kekayaan dan sumber daya alam dunia. Kami percaya bahwa kehidupan tanpa pemerintahan adalah sangat mungkin. Pemerintahan akan digantikan oleh dewan-dewan dan majelis-majelis di mana orang-orang biasa bisa memutuskan secara langsung segala kebijakan atas kekayaan dan sumber daya alam dunia tadi. Kami percaya prinsip persamaan untuk semua dan kami juga percaya bahwa solidaritas maksimal diperlukan oleh kaum pekerja dan kaum tertindas lainnya jika kami mau mengalahkan kelompok yang hidup dari keringat kami.
Ketika kalian mendengar kata “kaum anarkis”, kalian dibuat percaya oleh media dan pemerintah bahwa kami adalah sekumpulan pelempar bom yang gila. Mitos-mitos diciptakan bahwa kami adalah kaum yang gila kekerasan. Mitos lain yang tidak kalah terkenal bahwa anarkisme berarti kekacauan. Politisi, kaum pemilik modal dan agen-agen mereka di media selalu mengkampanyekan bahwa tanpa pemerintahan, yang ada adalah kekacauan. Tapi pernahkah kalian merenung tentang keadaan sosial masyarakat sekarang dan merasa bahwa kita sebenarnya sudah hidup dalam kekacauan?
Kalian mungkin bertanya; kenapa? Ada satu alasan yang jelas yaitu PROFIT! Saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang terdiri atas dua kelas – kaum kapitalis dan kaum pekerja. Kaum kapitalis memiliki pabrik-pabrik, bank, toko-toko, dan lain-lain. Kaum pekerja tidak memiliki apapun. Yang kita miliki adalah tenaga kita yang kita gunakan untuk bertahan hidup. Kaum pekerja harus menjual tenaga mereka kepada kaum kapitalis untuk ditukarkan dengan kompensasi gaji. Kaum kapitalis mempunyai kepentingan untuk memeras sebanyak mungkin tenaga yang dimiliki kaum pekerja dengan kompensasi gaji seminimal mungkin agar profit yang didapatkan besar. Semakin besar gaji seorang pekerja, semakin kecil keuntungan yang didapat si kapitalis. Jadi, kepentingan kaum pekerja dan kaum kapitalis adalah saling berlawanan.
Produksi tidak didasarkan atas keperluan masyarakat umum, tetapi untuk atas dasar mengejar profit. Oleh karena itu, meskipun seluruh sumber makanan di dunia ini mencukupi untuk memberi makan semua orang, tetap akan ada kelaparan, karena profit selalu jadi acuan utama. Inilah yang disebut kapitalisme.

Apa Itu Negara?
Agar tujuan kaum pekerja benar-benar tercapai, maka kaum kapitalis harus disingkirkan. Tapi ini bukan tugas yang mudah. Kaum kapitalis terorganisasi dengan baik. Media berpihak kepada kaum kapitalis. Begitu juga negara dan segenap aparaturnya – pejabat publik pemerintahan, tentara, pengadilan, polisi, dan lain-lain – berpihak kepada kaum kapitalis. Negara adalah contoh nyata bahwa kita sebenarnya hidup di tengah-tengah masyarakat yang terbagi berdasarkan kelas. Kita hidup di tengah dunia di mana 225 orang terkayanya memiliki kekayaan gabungan yang sama dengan pendapatan tahunan 2.5 milliar penduduk termiskin.
Negara hadir untuk melindungi kepentingan kaum kaya minoritas tadi, jika bukan oleh persuasi, dengan kekerasan. Hukum dan undang-undang hadir dan dibuat bukan untuk melindungi kita tapi untuk melindungi mereka yang memiliki berbagai aset.
Pemilihan Umum
Kita selama ini diberikan ilusi bahwa negara dijalankan untuk kepentingan kita melalui sistem pemilihan umum. Bukankah pemilihan umum secara prinsip adalah instrumen untuk menjamin pemerintah tidak sewenang-wenang? Ya, kita memang diberikan kebebasan untuk memilih, tapi pilihan kita terbatas pada partai-partai politik yang semuanya secara prinsip setuju dengan sistem di mana segelintir minoritas elit menguasai seluruh bangsa dan kekayaannya.
Pemilihan umum pada akhirnya hanya akan membuat kaum revolusioner melupakan prinsip-prinsip revolusi mereka. Kaum revolusioner, lewat pemilihan umum, akan mengorbankan idealisme demi popularitas untuk memastikan bahwa mereka akan terpilih. Keterpilihan menjadi jauh lebih penting daripada memberikan pendidikan kepada publik tentang sosialisme. Hal ini juga berarti bahwa para pemilih dilihat tidak lebih dari sekedar penonton proses politik, bukan sebagai individu-individu yang bisa berpartisipasi dalam politik dan mewujudkan masyarakat sosialis.
Sosialisme tidak bisa diwujudkan melalui parlemen. Contoh nyatanya adalah di Chile. Pada tahun 1973, rakyat Chile memilih pemerintahan sosialis moderat di bawah pimpinan Presiden Allende. Pemerintahan yang dipilih secara demokratis ini digulingkan oleh CIA yang didukung oleh militer. Kudeta ini diikuti oleh tindakan-tindakan represif atas organisasi-organisasi pergerakan kaum pekerja. Ribuan kaum pekerja radikal dibunuh.
Prinsip sentral politik kami adalah revolusi harus diwujudkan oleh masyarakat umum. Setiap anggota kaum pekerja (para pekerja, pengangguran, ibu rumah tangga, dan lain-lain) memiliki peranan penting. Hanya dengan partisipasi menyeluruh ini kita bisa mewujudkan anarkisme. Kami percaya bahwa revolusi harus bergerak dari bawah ke atas. Jangan harap kebebasan diberikan cuma-Cuma, kebebasan harus diambil.
Di sinilah perbedaan kami, kaum anarkis, dengan mereka yang disebut sebagai “kaum revolusioner kiri”. Kaum revolusioner kiri masih percaya bahwa sebuah partai politik masih diperlukan untuk sebuah revolusi rakyat. Kebanyakan dari mereka mendasarkan pemikiran mereka kepada Lenin yang menganggap kaum pekerja baru hanya mampu mencapai tingkayan “kesadaran serikat kerja”. Menurut Lenin, kaum pekerja masih memerlukan sebuah partai politik yang terdiri dari para aktivis-aktivis revolusioner profesional. Apa yang kita lihat di Rusia bukanlah sosialisme. Kekuasaan masih berada di dalam genggaman segelintir elit partai politik. Negara masih menjadi bos dan kaum pekerja masih dieksploitasi dan diperintah-perintah.
Jadi, menurut kami, revolusi sepenuhnya tergantung pada masyarakat umum, yaitu orang-orang biasa. Beberapa mungkin bertanya: “mungkinkah? Tidakkah yang akan muncul justru kekacauan?”. Tentu saja tidak. Saat ini, kapitalisme akan runtuh tanpa dukungan kaum pekerja. Kita yang membuat dan memproduksi segalanya. Kita yang menghasilkan seluruh kekayaan yang ada. Adalah sangat mungkin untuk mengorganisasikan semua proses produksi agar kebutuhan setiap orang terpenuhi. Juga sangat memungkinkan untuk membangun sebuah struktur yang memberikan ruang buat semua orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan mereka secara keseluruhan.
Kehidupan bermasyarakat akan didasarkan pada pengadaan pabrik-pabrik dan dewan-dewan komunitas. Semua organ-organ ini akan membangun federasi satu dengan yang lainnya sehingga mencakup area-area yang lebih luas. Utusan-utusan akan dikirim dari setiap daerah dan tempat kerja. Utusan-utusan ini bisa dipanggil kembali dan diganti sewaktu-waktu jika orang-orang yang memilih mereka tidak puas. Dengan perkembangan teknologi terbaru, keputusan yang melibatkan banyak orang akan lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan.
Dalam masyarakat ini akan ada kebebasan individu yang murni. Setiap individu akan menyumbang segenap potensinya kepada masyarakat tanpa melanggar kebebasan individu lainnya. Pada dasarnya, kami percaya bahwa setiap orang itu baik dan jikalau seseorang diberikan kebebasan, dia tidak akan dengan mudah menyerahkan kebebasan itu atau menghancurkannya.
Diterjemahkan langsung dari leaflet di http://anarchism.ws/
Link PDF original: http://struggle.ws/pdfs/whatis.pdf

No comments:

Post a Comment