Thursday 14 April 2011

Hentikan Serangan Islamophobik Atas Penutup Muka


Menutupi muka anda sendiri di Prancis mulai saat ini merupakan pelanggaran hukum. Perempuan-perempuan Muslim Prancis yang memilih untuk memakai niqab, atau penutup muka, di depan umum terancam ditangkap dan didenda sebesar 150 Euro.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk memerdekakan kaum perempuan dan mengintegrasikan kaum Muslim ke dalam masyarakat Prancis.

Tapi sesungguhnya Sarkozy tidak pernah benar-benar peduli dengan isu penindasan terhadap perempuan. Dia justru sedang memikirkan ancaman electoral terhadap dia dari kubu radikal kanan.
 
Survey terbaru menunjukkan bahwa Marine Le Pen dari Partai Front Nasional yang fasis memimpin elektabilitas sebanyak dua poin di atas Sarkozy.

Alih-alih memilih menghadapi Le Pen secara langsung, Sarkozy malahan berusaha menarik simpati kaum kanan. Dia melihat peluang di dalam kebijakan yang menyerang kaum Muslim.

Meningkatkan “integrasi sosial” juga merupakan sebuah kebohongan. Jika ada perempuan Muslim yang memilih untuk tetap memakai penutup muka, maka pelarangan justru akan memaksa mereka untuk tinggal di dalam rumah masing-masing.

Pelarangan di Prancis adalah contoh terakhir tentang makin mengkhawatirkannya Islamophobia di Eropa. Kaum Muslim dilihat sebagai musuh.

Banyak kaum Muslim perempuan memandang penutup muka sebagai ekspresi perlawanan terhadap rasisme dan harga diri identitas religi mereka.

Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bukan kerbau yang dicucuk hidungnya.

Kaum sosialis seharusnya menolak orang-orang kiri yang mendukung pelarangan penutup muka karena mereka seharusnya mendukung klaim Prancis sebagai masyarakat yang non-religius dan sekuler.

Prancis pada kenyataannya bukanlah negara sekuler. Kristen adalah agama yang dominan. Dan negara Prancis bukan membidik agama secara umum tapi hanya Islam.

Kaum feminis berargumen bahwa pelarangan diperlukan karena penutup muka adalah simbol penindasan kaum perempuan.

Tapi, agar pembebasan kaum perempuan bias benar-benar bermakna, perempuan harus memiliki hak kebebasan mutlak untuk memutuskan apa yang ingin mereka pakai.

Tubuh perempuan telah menjadi medan perang selama berabad-abad. Perempuan telah menerima banyak cercaan entah karena mereka terlalu banyak menunjukkan kulit atau terlalu sedikit.

Segala peraturan yang menghukum perempuan atas pilihan cara berpakaian bukanlah sebuah pembebasan. Peraturan-peraturan tersebut adalah alat penindasan dan legitimasi prasangka.

Sejarah telah menunjukkan bahwa politisi sering menggunakan isu-isu rasis di tengah krisis dan turunnya popularitas. Apa yang sedang terjadi di Prancis adalah peringatan untuk kita semua.

2 comments:

  1. Been there a moment in my life, beautiful country and nice people. Don't understand why Sarkozy did this.

    Just take a look at http://muslimswearingthings.tumblr.com/
    There are many "color" in this world. So stop the phobia :-)

    ReplyDelete
  2. Wilders said there can be moderate moslems but there is no such thing as moderate Islam. I am not moslem, so I don't know if what he said is true, as I don't have time/drive to study Islam. But one thing I read often is that the women in the Arab world amount to nothing more than a possession of their closest male relatives, honor killings, death penalty for apostates, intolerance, it is even a crime to possess bible in Arab Saudi. So I understand the phobia.

    These Arab ladies who live in Europa might prefer western style of clothing to such hideous overgarment, but ther are prevented to wear it by there parents by threats of honor killing.

    ReplyDelete